Mengenal Lebih Jauh Analisis VRIO
Senang rasanya bisa berada di dalam kelas yang memiliki banyak Mahasiswa hebat yang tekun belajar sembari sudah menjalankan bisnis atau memiliki ide usaha yang hendak dijalankan. Hal tersebut benar-benar saya rasakan saat mengajar di kelas Manajemen SATU University. Namun, seringkali saat mengajar mata kuliah bisnis, saya mendapat pertanyaan; “Pak menurut Bapak ide saya bagus tidak?”, atau “ini saya ada ide unik loh Pak, cukup yakin tidak ada yang lain yang punya, menurut Bapak bagaimana?”, atau bahkan “Saya yakin ini tidak dapat ditiru oleh orang lain, ya kan Pak??”. Sebenarnya, untuk menganalisa pertanyaan-pertanyaan seputar apakah ide produk atau jasa kita benar-benar dapat memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, kita dapat menggunakan analisis VRIO, mari kita berkenalan lebih jauh dengan analisis ini.

VRIO sendiri merupakan alat analisa strategis yang seringkali dilewatkan atau hanya memiliki fungsi minor saat berada dalam kelas. Namun sebenarnya alat ini menyimpan kemampuan untuk mengevaluasi, apakah bisnis baik produk maupun jasa yang hendak kita jalankan memang benar-benar memiliki keunggulan jangka panjang atau benar-benar sulit ditiru. Seringkali kita memiliki ide yang cenderung berdasarkan trend sesaat, atau bahkan hanya mengikuti suatu trend yang sedang berangsur-angsur menghilang dalam waktu singkat. nah, VRIO dapat membantu kita memahami dengan baik, apakah keunggulan yang kita miliki memang benar-benar dapat berjalan secara jangka panjang atau tidak.
Analisa strategis ini sendiri terdiri dari 4 komponen utama, yaitu Valuable (Berharga), Rare (Langka), Imitability (Sulit Ditiru), dan Organized (Terorganisir untuk jangka panjang), jika disingkat, dia membentuk kat-kata VRIO yang kita kenal. Cara penggunaan alat ini juga sebenarnya sangatlah sederhana, kita tinggal mencari template VRIO yang banyak tersedia di internet, namun bagian ini yang penting, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, terkait kondisi bisnis atau ide bisnis yang kita miliki, untuk setiap komponen nya. Anggaplah ini semacam tes tantangan yang kita harus lalui agar produk atau jasa kita benar-benar dapat memiliki daya saing jangka panjang. Mari kita ikuti Langkah-langkah sederhana berikut ini.
- Mulai dari Valuable, sebagai dasar kita perlu bertanya: apakah ide kita memberikan nilai bagi pasar dan dapat dianggap sebagai daya saing? Hal ini merupakan pertanyaan mendasar, biasanya keseluruhan ide akan lolos tahap awal ini.
- Selanjutnya, kita bertanya mengenai Rare; apakah orang lain memiliki sumber daya yang kita miliki dalam tingkatan yang sama dengan kita? Dalam pertanyaan ini, yang menjadi kunci bukanlah apakah orang lain atau pesaing kita memiliki nya atau tidak, tapi lebih pada apakah kita unggul, tingkat kita lebih tinggi.
- Setelah melewati tahapan kedua, selanjutnya kita bertanya mengenai Imitability, yaitu apakah orang lain atau pesaing kita memiliki sumber daya finansial ataupun sumber daya lain untuk mengejar apa yang kita miliki. Pertanyaan ini juga krusial, karena bukan hanya memastikan produk atau jasa kita tidak mudah ditiru, tapi dapat mengetahui apakah mereka memiliki kesiapan untuk meniru kita.
- Pertayaan terakhir, dan merupakan pertanyaan kunci yang seringkali dilewatkan atau tidak dianggap serius, padahal hal terakhir ini adalah yang terpeting, pertanyaan mengenai Organized. Pertanyaan terakhir ini lebih banyak mengevaluasi, apakah kita, sebagai perusahaan atau bisnis, benar-benar dapat mempertahankan keunggulan bersaing kita? Apakah struktur, proses, dan sistem yang kita miliki benar-benar membuat kita mampu mempertahankan daya saing kita dalam jangka waktu yang lama? Pertanyaan terakhir ini termasuk kunci utama yang seharusnya tidak dilewatkan oleh siapapun, karena seringkali sustainability atau nasib jangka panjang suatu ide sebenarnya ditentukan oleh pertanyaan terakhir ini.
Bagaimana? Semoga dengan mengenal lebih jauh alat strategis ini, kita dapat membantu menangani masalah utama dalam usaha atau bisnis yang kerap kali kita temukan di Indonesia, yaitu bisnis yang hanya bertahan seumur jagung atau hanya mengikuti trend. Dalam bahasa lokal Sunda, tempat SU berada, sebaiknya kita menghindari bisnis yang bertipe tuturut munding.
Sumber:
Thomas L. Wheelen J., David Hunger, Alan N. Hoffman, Charles E. Bamford (2018). Strategic Management and Business Policy: Globalization, Innovation and Sustainability. USA: Pearson Education Inc.
Comments :