Mata kuliah Bahasa Visual dalam program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) bukan sekadar pengantar teknis tentang bentuk, garis, atau warna. Ia merupakan jembatan konseptual yang menghubungkan mahasiswa dengan pemahaman dasar bahwa desain adalah suatu bentuk bahasa. Seperti halnya bahasa verbal, desain visual memiliki struktur, gramatika, sintaksis, serta semantika yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang bermakna dan kontekstual. Dalam kerangka ini, visual bukan hanya soal “apa yang terlihat”, tetapi tentang “bagaimana sesuatu dimaknai”.

Secara akademik, bahasa visual mencakup dua aspek penting: psikologi visual dan semiotika visual. Psikologi visual menjelaskan bagaimana otak manusia memproses stimulus visual seperti warna, kontras, dan komposisi untuk membentuk persepsi dan emosi (Lidwell, Holden, & Butler, 2010). Sementara itu, pendekatan semiotika visual memberi pemahaman tentang bagaimana elemen visual bertindak sebagai tanda yang membawa makna budaya dan sosial (Chandler, 2007). Dengan menggabungkan kedua perspektif ini, mahasiswa tidak hanya belajar membuat gambar yang indah, tetapi juga mampu menciptakan pesan visual yang komunikatif dan relevan.

Pentingnya mata kuliah ini terletak pada fungsinya sebagai fondasi berpikir visual. Mahasiswa DKV diarahkan untuk tidak melihat desain sebagai kegiatan artistik semata, melainkan sebagai proses berpikir yang kompleks dan strategis. Di sinilah mahasiswa mulai menyadari bahwa keputusan desain—dari pemilihan warna hingga penempatan elemen grafis—berkontribusi pada bagaimana pesan diterima dan dimaknai oleh audiens. Oleh karena itu, kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa visual menjadi kompetensi dasar bagi calon desainer komunikasi.

Dengan demikian, Bahasa Visual bukan hanya mata kuliah teoritis maupun praktis sederhana, tetapi merupakan titik awal yang krusial dalam membentuk pemahaman desain sebagai sistem komunikasi. Dalam dunia yang semakin visual dan cepat, kemampuan untuk “berbahasa” lewat visual sama pentingnya dengan kemampuan berbicara atau menulis. Mahasiswa yang memahami hal ini akan memiliki keunggulan dalam merancang solusi visual yang tidak hanya estetis, tetapi juga efektif dan bermakna secara sosial dan budaya.

Image: Lulu Afifah Ichsan

 

Daftar Pustaka:

  • Chandler, D. (2007). Semiotics: The Basics (2nd ed.). Routledge.
  • Lidwell, W., Holden, K., & Butler, J. (2010). Universal Principles of Design (2nd ed.). Rockport Publishers.