Di balik setiap brand yang kuat, ada wajah yang tak tergantikan: logo. Ia bukan sekadar lambang, tapi representasi visual yang membawa cerita, karakter, dan strategi sebuah brand dalam satu pandangan. Tapi tentu saja, logo bukan benda tunggal dengan bentuk seragam. Ada berbagai jenis logo. masing-masing dengan cara kerja, kekuatan, dan impresinya sendiri. Lewat artikel ini, kita akan menelusuri beberapa jenis logo yang paling sering digunakan, lengkap dengan contoh dan konteks penggunaannya.

  1. Monogram (Lettermark)

Logo jenis ini mengandalkan inisial dari nama perusahaan sebagai elemen visual utama. Pendekatan ini sering digunakan oleh merek dengan nama panjang yang membutuhkan penyederhanaan secara visual dan fonetik. contohnya HBO, HP, dan Grab. Kekuatan monogram terletak pada kemampuannya membentuk identitas yang ringkas, meskipun proses membangun asosiasi merek memerlukan eksposur jangka panjang.

  1. Wordmark (Logotype)

Berbeda dengan monogram, wordmark menampilkan nama merek secara utuh dalam bentuk tipografi yang dirancang secara khas. Google dan Coca-Cola adalah dua contoh ikonik dari pendekatan ini. Keefektifan wordmark sangat bergantung pada kekuatan visual dari tipografi yang digunakan, sehingga pemilihan jenis huruf, proporsi, dan warna menjadi elemen strategis dalam membentuk persepsi audiens.

  1. Logo Pictorial

Logo jenis ini menggunakan gambar atau ikon yang mewakili entitas merek secara langsung. Representasi ini bisa berupa objek nyata yang diasosiasikan dengan merek tersebut, seperti simbol apel pada Apple atau kerang pada Shell. Kelebihannya adalah kemampuannya menciptakan asosiasi visual yang kuat, namun memerlukan dukungan komunikasi merek yang intensif untuk membangun makna.

  1. Logo Abstrak

Mengandalkan bentuk-bentuk visual yang tidak merepresentasikan objek spesifik, logo abstrak menyampaikan makna melalui komposisi geometris atau simbol non-literal. Digunakan oleh merek global seperti Nike dan Airbnb, pendekatan ini memberi ruang interpretasi dan fleksibilitas dalam konteks lintas budaya. Namun demikian, efektivitasnya bergantung pada kejelasan strategi komunikasi visual yang mendasarinya.

  1. Maskot

Merupakan jenis logo yang menampilkan karakter ilustratif yang menjadi representasi dari brand persona. Maskot berperan sebagai wajah yang komunikatif, membangun kedekatan emosional dengan audiens, dan sering kali digunakan dalam strategi komunikasi yang mengandalkan interaksi langsung. Contoh penggunaan yang berhasil dapat dilihat pada merek seperti KFC dan Tokopedia.

  1. Emblem

Merupakan integrasi antara teks dan simbol dalam bentuk yang cenderung terbingkai atau menyerupai segel. Logo jenis ini sering digunakan untuk menegaskan otoritas, heritage, atau nilai institusional suatu merek, sebagaimana terlihat pada Starbucks atau Harley-Davidson. Kelemahannya adalah keterbatasan fleksibilitas dalam skala kecil atau media digital.

  1. Dynamic Logo

Logo dinamis adalah bentuk identitas visual yang bersifat adaptif, memungkinkan perubahan bentuk, warna, atau komposisi tergantung pada konteks penggunaannya. Ini mencerminkan semangat fleksibilitas dan relevansi kontemporer dalam komunikasi merek. Merek seperti Google, nickelodeon, MIT Media Lab menunjukkan efektivitas pendekatan ini, dengan tetap menjaga konsistensi elemen-elemen inti sebagai jangkar visual.

Sumber:

https://www.vistaprint.com/hub/types-of-logos
WHEELER, Alina. (2013). Designing Brand Identity: An Essential Guide for the Whole Branding Team, 4th ed. (4).