Di masa kini, menjaga kesehatan mental merupakan hal yang harus dilakukan. Kesehatan mental yang baik merupakan salah satu indikator bahwa kamu telah berhasil menjalankan hidup dengan positif. 

Kendati demikian, tak sedikit orang yang justru mengalami masa sulit sehingga menyebabkan kualitas kesehatan mental menurun. Jika mengalami hal ini, kamu perlu mengelola stres, melakukan relaksasi, mencoba hal menyenangkan, atau berkonsultasi dengan profesional di bidangnya.

Jika kamu bercita-cita menjadi seorang psikolog, jangan ragu memilih jurusan Psikologi di SATU University. Kamu juga bisa menambah pengetahuan tentang hal yang berkaitan dengan psikologis manusia melalui uraian singkat berikut ini!

Pentingkah Kesehatan Mental?

Barangkali kamu bertanya-tanya, pentingkah kesehatan mental? Jawabannya tentu saja penting karena kesehatan mental memengaruhi setiap aspek dalam kehidupan yang kamu jalankan. 

Kesehatan mental yang baik akan membuat kamu menjadi individu yang mudah bersyukur, optimis, dan mampu menikmati kehidupan sehari-hari. Tentunya, hal ini juga memengaruhi cara kamu dalam mengatasi masalah maupun tantangan yang ada, termasuk langkah untuk mengelola stres dan menjaga ketenangan di tengah tekanan.

Berbekal kesehatan mental yang baik, kamu akan lebih mudah fokus sehingga mampu menyelesaikan tugas secara efektif. Alhasil, baik di kampus maupun tempat kerja, kamu bisa menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabmu dengan baik.

Produktivitas yang meningkat tersebut juga disebabkan karena kamu mampu mengelola emosi dengan baik sehingga cenderung memiliki energi yang stabil. Tak hanya berdampak baik pada produktivitas, kesehatan mental juga memengaruhi kemampuan dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain. 

Singkatnya, kesehatan mental yang baik memungkinkan kamu menjalani hidup yang lebih produktif dan bermakna. Tak hanya berdampak pada kesehatan tubuh, kesehatan mental yang baik juga berperan penting dalam mengatasi masalah, mengelola stres, menjalin hubungan dengan orang lain, dan membuat keputusan. 

Isu Kesehatan Mental yang Sering Dialami Gen Z

Kendati menjaga kesehatan mental sangat penting, faktanya di lapangan banyak kasus kesehatan mental yang dialami oleh generasi Z. Gen Z sendiri merupakan kelompok individu yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2012.

Gen Z sering menghadapi berbagai isu kesehatan mental yang muncul seiring perubahan sosial, teknologi, dan lingkungan hidup. Pengalaman hidup yang sulit, pernah merasakan kehilangan, mengalami trauma, dan ketidakseimbangan kimia pada otak juga menjadi penyebab terganggunya kesehatan mental.

Adapun isu kesehatan mental yang sering dialami Gen Z, di antaranya:

  • Kecemasan dan Stres Berlebih

Gen Z cenderung lebih sering mengalami tekanan besar terkait pendidikan, pekerjaan, dan ekspektasi hidup. Gen Z tumbuh pada masa pencapaian akademik, kesuksesan karier, dan pencapaian tinggi sangat ditekankan. Hal ini secara tidak langsung memicu stres yang berdampak buruk pada kesehatan mental.

  • Depresi

Stres berlebih yang dibiarkan lambat laun akan menjadi parah dan memicu depresi. Tekanan sosial untuk bergaya sesuai kelompok tertentu, isolasi sosial, tekanan untuk selalu tampak baik-baik saja di media sosial, serta masalah dalam hubungan interpersonal turut andil dalam memicu depresi.

  • Tekanan Media Sosial dan “Fear of Missing Out” (FOMO)

Media sosial yang turut menciptakan gambaran kehidupan sempurna secara tidak langsung telah menambah tekanan mental serta memicu perasaan rendah diri dan cemas karena merasa tertinggal tren tertentu. Fenomena yang sering disebut FOMO ini menjadi masalah yang umum dialami Gen Z.  

  • Burnout

Burnout atau kelelahan emosional dipicu beban kerja yang berat, pendidikan, dan ekspektasi sosial yang terlampau tinggi. Kondisi ini makin diperburuk dengan adanya teknologi yang memudahkan akses tanpa batas ke segala aspek kehidupan. 

Alhasil, tak jarang kamu kesulitan membatas waktu profesional dan pribadi sehingga menimbulkan burnout. 

  • Krisis Identitas 

Masalah krisis identitas diri juga sering dialami Gen Z. Hal ini terjadi akibat pengaruh media sosial yang mengaburkan standar hidup maupun fisik. Tak sedikit Gen Z yang merasa tidak puas dengan hidup dan penampilan fisiknya.

  • Insomnia

Penggunaan barang elektronik yang intens selama hampir 24 jam, termasuk di malam hari secara tidak langsung mengganggu kualitas tidur Gen Z. Hal ini memicu insomnia yang berdampak buruk pada peningkatan risiko gangguan mental.

Isu kesehatan mental tersebut menunjukkan bahwa Gen Z menghadapi tantangan yang kompleks. Untuk mencegah hal buruk terjadi, sangat penting melakukan edukasi kesehatan mental dan mengunjungi profesional di bidangnya untuk mendapatkan bantuan.

Bagi kamu yang ingin mempelajari lebih lanjut terkait kesehatan mental, jangan ragu untuk kuliah jurusan Psikologi di SATU University Kampus Bandung. Bersama SATU University, Satu Langkah Lebih Maju Melahirkan Sumber Daya Manusia Unggul Indonesia!