Pernah nggak sih kamu merasa bingung, sebenarnya harus ke psikolog, psikiater, atau konselor kalau lagi stres? Jangan khawatir, kamu nggak sendirian. Banyak orang juga masih salah kaprah soal ini. Memahami siapa melakukan apa penting supaya kita bisa mendapat pertolongan yang tepat sesuai kebutuhan. Yuk, kita kenalan dengan berbagai profesinya. 

  1. Psikolog Klinis 

Di Indonesia, psikolog klinis menempuh S1 Psikologi, lalu melanjutkan ke pendidikan profesi dan mendapatkan gelar “Psikolog”.
Di luar negeri, jenjangnya bisa lebih panjang — sampai Ph.D. (Doctor of Philosophy) atau Psy.D. (Doctor of Psychology).
Psikolog klinis punya keahlian untuk menilai gejala psikologis dan memberikan psikoterapi, seperti terapi perilaku atau konseling mendalam. Mereka fokus membantu klien memahami diri, mengatasi stres, dan menemukan cara baru untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. 

  1. Psikiater 

Berbeda dengan psikolog, psikiater adalah dokter spesialis kejiwaan (Sp.KJ). Karena berlatar belakang medis, psikiater berwenang meresepkan obat seperti antidepresan atau penenang. Biasanya, psikiater menjadi rujukan utama jika terapi perlu dikombinasikan dengan farmakoterapi (pengobatan dengan obat). 

  1. Perawat Jiwa 

Sekarang, banyak perawat jiwa yang melanjutkan ke jenjang spesialisasi sebagai nurse practitioner. Dalam beberapa kasus, mereka juga bisa meresepkan obat dan memberikan dukungan psikososial kepada pasien. 

  1. Konselor 

Konselor adalah tenaga profesional yang memberikan layanan bimbingan dan konseling, baik di sekolah, universitas, maupun lembaga non-pendidikan. Fokus mereka adalah membantu individu memahami diri, membuat keputusan, dan mengembangkan keterampilan menghadapi masalah. Konselor biasanya menangani isu seperti stres akademik, masalah karier, hubungan sosial, dan perkembangan pribadi. Kalau masalah yang dihadapi mulai mengarah ke gangguan psikologis yang lebih berat, konselor dapat merujuk klien ke psikolog atau psikiater untuk penanganan lanjutan. 

Jadi, Siapa yang Harus Dituju? 

Profesi di bidang kesehatan mental sebenarnya saling melengkapi. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah — semuanya punya peran masing-masing.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa lebih bijak memilih bantuan yang sesuai dengan kebutuhanmu. Pada akhirnya, yang terpenting adalah jangan ragu untuk mencari bantuan. Karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam diri kita. 

 

Daftar Pustaka 

Kring, A. M., & Johnson, S. L. (2013). Abnormal psychology. John Wiley & Sons, Inc. 

 

Penulis Artikel: 

  1. Azis Abdul Rohim / 2810010954 
  2. Rachel Marceline / 2810011446 
  3. Dara Cinta / 2810011433 

 Dibimbing oleh Ni Made Putri Ariyanti