Pernah merasa sudah belajar keras, begadang, bahkan sampai lupa makan tapi hasilnya belum maksimal? Tenang, kamu tidak sendiri. Banyak siswa kesulitan belajar bukan karena kurang pintar, tapi karena belum menemukan cara belajar yang paling cocok untuk dirinya. Dalam psikologi, ini disebut gaya belajar, yaitu cara unik setiap orang menerima, mengolah, dan mengingat informasi. Mengetahui gaya belajar bukan cuma tren, tapi bisa jadi kunci untuk memaksimalkan kemampuan yang kamu punya, atau bahkan kemampuan yang belum kamu sadari. 

Setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Menurut DePorter dan Hernacki (2005), ada pendekatan yang disebut Quantum Learning. Pendekatan ini menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika cara mengajarnya disesuaikan dengan bagaimana otak mereka menerima dan mengolah informasi. ada tiga gaya belajar utama menurut DePorter dan Hernacki (2005) yaitu Visual, Auditory, dan Kinesthetics 

  1. Visual

Gaya belajar ini buat kamu yang jago menangkap informasi lewat apa yang kamu lihat. Kamu biasanya lebih gampang paham kalau ada gambar, warna-warna menarik, diagram, grafik, atau catatan yang tertata rapi. Belajar dengan nonton video, atau lihat ilustrasi bisa bikin kamu lebih cepat memahami isi materi dan lebih lama inget materinya. 

Nah, gaya belajar ini nyambung banget sama teori Multiple Intelligences dari Howard Gardner, khususnya kecerdasan visual-spasial. Menurut Gardner, setiap orang punya beragam jenis kecerdasan, dan salah satunya adalah kemampuan untuk memahami dunia lewat gambar, bentuk, dan ruang. Orang dengan kecerdasan ini biasanya jago bikin representasi visual, mikir dalam bentuk tiga dimensi, dan mengolah informasi lewat citra atau imajinasi. Jadi, kalau kamu lebih nyaman belajar lewat tampilan visual daripada teks panjang, artinya kamu kekuatan di bidang visual yang bisa diasah dan dimaksimalkan. 

  1. Auditory

Nahh, kalau kamu termasuk orang yang lebih gampang nyangkut materinya itu pas dengerin guru ngomong daripada ngebaca sendiri bukunya. Berarti kamu mungkin orang dengan tipe belajar yang auditory! Di mana suara adalah senjata utama agar mereka lebih cepat menangkap informasi dengan obrolan, diskusi, atau bahkan nada dan intonasi guru. 

Dalam Psikologi Kognitif, kemampuan ini nyambung banget sama teori memori kerja (working memory) milik Alan Baddeley. Di situ beliau ngejelasin ada bagian di otak kita yang disebut phonological loop, itu tuh semacam “ruang dengar” internal yang nyimpen kata-kata atau suara buat sementara waktu. Jadi, waktu kamu denger pengajar ngomong “trigonometri”, otakmu langsung ngulang kata itu dalam hati, kayak kaset yang lagi ngereplay musik. Karena sistem itu, makanya kamu bisa mengingat informasi lebih lama. 

  1. Kinesthetics

Gaya belajar kinesthetics cocok banget buat kamu yang nggak betah duduk diam dan lebih suka “bergerak sambil mikir”! Dalam gaya ini, belajar jadi lebih seru lewat aktivitas fisik—kayak praktik langsung, eksperimen, drama, atau bahkan olahraga. Konsep ini dikenal luas lewat gagasan Neil Fleming lewat teorinya VARK (Visual, Auditory, Reading/Writing, Kinesthetics), yang menunjukkan bahwa tiap orang punya cara belajar favorit. Buat kamu yang kinesthetics, belajar sambil jalan-jalan, bikin proyek, atau main peran bisa bikin materi lebih nempel di otak. Jadi, kalau kamu tipe yang suka “merasakan” daripada cuma membaca, gaya ini bisa jadi senjata rahasiamu buat sukses belajar! 

 

Mengetahui gaya belajar bukan berarti kamu hanya belajar dengan satu cara saja. Justru, kalau kamu tahu cara belajar yang paling cocok untukmu, kamu bisa menggabungkan cara-cara belajar yang paling efektif. Contohnya, jika kamu suka belajar dengan melihat (visual), kamu juga bisa menambahkan suara (audio) supaya lebih mudah mengerti. Atau kalau kamu suka belajar dengan bergerak (kinesthetics), kamu bisa membuat contoh atau latihan dari materi yang dipelajari.  

Setiap siswa punya cara belajar yang berbeda dan tidak ada cara yang paling benar untuk semua orang. Yang penting adalah menemukan cara belajar yang cocok untuk diri sendiri. Siswa visual belajar lebih mudah dengan gambar dan warna, siswa auditory belajar lewat mendengarkan atau berdiskusi, dan siswa kinesthetics belajar dengan langsung mencoba atau praktik. Teori belajar kognitif (Wisman, 2020) bilang otak punya batas untuk memproses informasi. Jadi, belajar yang baik itu teratur, tidak terburu-buru, dan pakai cara yang pas. 

Jadi, belajar yang bagus bukan berarti harus belajar lebih keras, tapi belajar lebih cerdas. Dengan tahu gaya belajar sendiri dan pakai cara yang tepat, siswa bisa lebih gampang mengerti pelajaran, tidak cepat bosan, dan hasil belajarnya jadi lebih baik. Ayo mulai kenali gaya belajar kamu dan jadikan belajar jadi petualangan yang seru dan penuh makna! 

 

DAFTAR PUSTAKA 

Baddeley, A. D. (2000). The episodic buffer: A new component of working memory? Trends in Cognitive Sciences, 4(11), 417–423. 

Dendodi, Wulan Puspita, Mirna, & Rosi Sakira. (2025). Analisis gaya belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar pada jenjang SMA menurut psikologi pendidikan. Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan, 3(4), 1734–1741. https://www.researchgate.net/publication/392141561_Analisis_Gaya_Belajar_Siswa_Untuk_Meningkatkan_Hasil_Belajar_pada_Jenjang_SMA_Menurut_Psikologi_Pendidikan_Penelitian/fulltext/6836b2efdf0e3f544f5b3d94  

DePorter, B., & Hernacki, M. (2005). Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan (A. Abdurrahman, Trans.). Bandung: Kaifa. https://www.scribd.com/document/490725239/Quantum-Learning-pdf 

Faalikhah, Z. K. (2025, January 9). Mengenal gaya belajar siswa: Pendekatan psikologi pendidikan. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/zkarenfaalikhah1104/677fd7a834777c3ce9651012/mengenal-gaya-belajar-siswa-pendektan-psikologi-pendidikan 

Nurlaeliyah. (2023). Gaya berpikir dan gaya belajar peserta didik pada proses pembelajaran dalam persepsi psikologi pendidikan. Risalah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 9(1), 337–346. https://jurnal.faiunwir.ac.id/index.php/Jurnal_Risalah/article/download/511/314/2900 

Ruiz-Martín, A., Blanco, E., & Ferrero, M. (2024). Which learning techniques supported by cognitive research do students use at secondary school? Prevalence and associations with students’ beliefs and achievement. Cognitive Research: Principles and Implications, 9(2), 45–60. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11227488/ 

Syarifah. (2019). Konsep kecerdasan majemuk Howard Gardner. Jurnal Ilmiah Sustainable, 2(2), 154–175. https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/sus/article/view/987  

Wisman, Y. (2020). Cognitive learning theory and implementation in learning process. Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Teknologi, 2(1), 12–18. https://www.neliti.com/publications/459324/cognitive-learning-theory-and-implementation-in-learning-process 

 

Penulis:

Fillyana Cindy – 2710010120 

Azis Abdul Rohim – 2810010954 

Astri Herlisnawati – 2810011553 

Christa Avianna – 2710010373