Kerja nggak harus stress : otonomi bikin kita lebih bahagia ?
Bayangkan anda bekerja di sebuah agensi kreatif, kemudian atasan anda berkata “kamu bebas mengerjakan konten seperti apapun, asalkan hasilnya bagus dan sesuai dengan brief”. Bagaimana rasanya? Mungkin akan terasa lebih semangat dan merasa lebih dipercaya oleh atasan. Ternyata, perasaan tersebut memiliki dasar ilmiah. Hal tersebut dinamakan otonomi kerja dan penelitian menunjukkan bahwa hal ini memiliki pengaruh besar terhadap tingkat kebahagian dalam bekerja. Otonomi kerja merupakan sejauh mana seseorang memiliki kebebasan untuk menentukan cara, waktu, dan metode dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam praktiknya hal ini berupa fleksibilitas waktu, kesempatan untuk mengambil keputusan, hingga ruang untuk mengeksprsikan ide dalam proses kerja,
Perkembangan industri kreatif saat ini sangat pesat dan muncul satu pertanyaan penting : Apa yang membuat seseorang merasa bahagia dalam bekerja ?. Jawaban yang sering muncul bukan hanya soal gaji atau jabatan, melainkan juga rasa memiliki kendali terhadap cara kerja mereka, Inilah yang disebut dengan otonomi kerja. Pada industri kreatif seperti desain grafis, penulisan konten, iklan, hingga multimedia otonomi kerja sangat penting. Ketika karyawan diberikan ruang untuk bekerja dengan cara mereka sendiri, potensi inovasi justru semakin tinggi.
Otonomi dan Kebahagiaan kerja : Apa kaitannya ?
Sebuah penelitian yang melibatkan pekerja kreatif disebuah studio animasi ditemukan bahwa terdapat hubungan positif dan dsignifikan antrara otonomi kerja dan kesejahteraan karyawan, penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian otonomi dalam pekerjaan seperti fleksibilitas waktu dan metode kerja dapat meningkatkan motivasi intrinsik, kepuasan kerja dan kesejahteraan psikologi karyawan (Nurnazmi N.,Kholifah.,& Andriani,M,2024). Selain itu, sebuah studi oleh Hakim & Septarini (2014) juga menemukan bahwa otonomi kerja memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kebahagiaan di tempat kerja. Semakin besar tingkat otonomi yang dirasakan, maka akan semakin tinggi pula kepuasan dan kebahagiaan individu dalam bekerja. Beberapa faktor-faktor mengapa otonomi berkontribusi pada kebahagiaan saat bekerja antara lain :
- Adanya rasa dihargai dan dipercaya oleh atasan atau organisasi.
- Pekerjaan terasa lebih bermakna dan personal.
- Berkurangnya terkanan dan stres, karena dapat bekerja dengan gaya yang sesuai preferensi pribadi.
Tips untuk yang akan terjun ke dunia kreatif!
Kebebasan dalam bekerja memiliki peran yang sangat penting. Industri seperti desain, penulisan, video editing, hingga pengelolaan media sosial memerlukan ruang untuk bereksplorasi dan mengembangkan ide-ide segar. Ketika pekerja kreatif terlalu dibatasi, bukan tidak mungkin mereka akan mengalami kebosanan, hingga kehilangan semangat berkarya. Sebaliknya, saat diberi ruang untuk bereksperimen, bukan hanya kualitas kerjanya yang meningkat, mereka pun cenderung merasa lebih puas dan bahagia dalam pekerjaannya.
Buat mahasiswa, ini beberapa pelajaran penting yang bisa di ambil!
- Saat kerja kelompok, cobalah memberika ruang bagi teman anda untuk bekerja dengan gaya dan pendekatannya sendiri.
- Ketika akan magang atau sudah mulai bekerja nanti, jangan ragu untuk meminta ruang gerak selama anda tetap mampu bertanggung jawab atas hasilnya.
- Jika suatu saat anda berada dalam posisi sebagai pemimpin, ingatlah memberikan kepercayaan seringkali jauh lebih berdampak dibandingkan sekedar memberikan perintah.
Otonomi kerja bukan bearti bekerja semaunya, melainkan bentuk penghargaan terhadap individu bahwa setiap orang mampu berpikir, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab atas pilihannya. Dari penghargaan inilah lahir rasa nyaman, kepuasan, dan pada akhirnya kebahagiaan dalam bekerja muncul.
SUMBER:
Hakim, L., & Septarini, B. G. (2014). Hubungan antara Otonomi Kerja dan Kebahagiaan Kerja pada Karyawan Industri Kreatif. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Airlangga.
Nurnazmi, N., Kholifah, S., & Andriani, M. (2024).Hubungan antara Otonomi Kerja dan Kesejahteraan Karyawan pada Studio Animasi di Kota Padang. Edu Sociata: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 7(2), 569–575. https://doi.org/10.33627/es.v7i2
Comments :