Sebelum WhatsApp, SMS, BBM, hingga telepon genggam menjadi benda wajib di saku, dunia pernah bergantung pada sebuah alat kecil yang mengeluarkan satu bunyi ikonik:

“Beep!”

Itulah pager, atau beeper — perangkat komunikasi yang mendominasi era 1980–1990-an, terutama di kalangan pebisnis, dokter, jurnalis, dan siapa pun yang perlu selalu “terhubung”. Walaupun sederhana, pager pernah menjadi simbol teknologi paling canggih pada zamannya.

Artikel ini membahas sejarah pager, cara kerjanya, pengaruhnya pada dunia komunikasi, dan mengapa ia akhirnya menghilang (namun tidak sepenuhnya punah).

Pager - Wikipedia

Pager. Sumber: Wikipedia

1. Asal Usul Pager: Dimulai dari Polisi

Teknologi pager tidak dimulai di Silicon Valley, melainkan di Detroit tahun 1921, ketika polisi Detroit mulai menggunakan sistem awal yang dapat mengirimkan pesan satu arah ke petugas.

Sementara bentuk pager seperti yang kita kenal baru muncul pada tahun 1950-an melalui perusahaan Motorola, yang kala itu menjadi pionir komunikasi radio.

Model paling ikonik pada masa awal adalah:

  • Motorola Pageboy I (1964)
    Alat kecil tanpa layar, hanya bisa berbunyi beep ketika ada panggilan.

Pada masa itu, pager bukan untuk semua orang. Perangkat ini digunakan oleh:

  • Polisi

  • Petugas darurat medis

  • Teknisi

  • Pekerja lapangan

Walau fungsinya terbatas, pager memungkinkan pemanggilan cepat tanpa harus mencari seseorang via telepon kabel.

Sederhana, tetapi revolusioner.

2. Mengapa Pager Menjadi Sangat Populer?

Memasuki 1980–1990-an, pager menjadi ikon budaya. Jika Anda punya pager saat itu, orang akan melihat Anda sebagai:

  • sibuk

  • profesional

  • “mustahil dijangkau tanpa alasan penting”

Pager menjadi alat bagi generasi pertama “always reachable”.

Beberapa alasan popularitasnya:

1. Portabel

Pager dapat diklip ke sabuk atau dimasukkan ke saku.

2. Baterai Tahan Berhari-hari

Berbeda dengan ponsel zaman sekarang yang boros.

3. Jangkauan Jauh

Menggunakan gelombang radio berdaya kuat yang mampu menembus gedung dan area luas.

4. Biaya Murah

Lebih murah dibanding telepon seluler yang pada saat itu sangat mahal.

5. “Cool Factor”

Pada era 90-an, banyak karakter film dan drama memiliki pager, seperti dokter dan detektif.
Di Jepang dan Korea, pager bahkan menjadi bagian budaya pop remaja.

Pager adalah cikal bakal notifikasi yang kita kenal hari ini: singkat, padat, dan segera.

3. Bagaimana Pager Bekerja?

Pendekatan teknologinya sederhana tetapi brilian.

📡 1. Pengirim menelpon nomor pager

Biasanya melalui operator, atau mesin otomatis.

📟 2. Operator memasukkan nomor atau pesan singkat

Awalnya hanya nomor telepon. Kemudian berkembang menjadi alphanumeric pager yang bisa menerima pesan teks.

🔊 3. Pager berbunyi atau bergetar

Memberi tahu bahwa ada pesan masuk.

📝 4. Pengguna melihat kode atau pesan di layar kecil

Biasanya:

  • “Call 555-1234”

  • “Urgent!”

  • “911” (kode darurat di AS atau sinyal “buruan telepon balik”)

Teknologinya berbasis radio FM dan jaringan relay yang luas.
Pager sangat reliable karena tidak mudah terganggu sinyal.

Di lingkungan rumah sakit, pager lebih dipercaya daripada smartphone sampai hari ini.

4. Tipe-Tipe Pager

1. Tone Pager

Cuma bunyi beep. Tidak ada teks.

2. Numeric Pager

Dapat menerima angka, beserta kode tertentu.
Contoh kode populer:

  • 143 = “I Love You”

  • 411 = info

  • 911 = segera!

3. Alphanumeric Pager

Bisa menampilkan huruf & angka.
Ini tipe paling canggih sebelum era SMS.

4. Two-Way Pager

Pager generasi terakhir (akhir 90-an), bisa mengirim balasan singkat.
BlackBerry awalnya adalah perangkat pager dua arah sebelum menjadi smartphone.

5. Pager dalam Budaya Pop

Pager menjadi bagian dari identitas profesi tertentu.

1. Dokter

Film-film medis seperti ER, Grey’s Anatomy, dan House MD menampilkan pager sebagai alat pemanggil darurat.

2. Pebisnis

Era 90-an mempopulerkan gaya “businessman dengan pager” sebagai simbol keseriusan.

3. Remaja Asia Timur

Di Jepang dan Korea, pager digunakan untuk:

  • kode angka rahasia

  • pesan cinta terselubung

  • panggilan ke telepon umum terdekat

Pager menjadi bagian romansa remaja sebelum era SMS.

6. Keunggulan Pager Dibanding Smartphone

Meskipun terlihat kuno, pager memiliki kelebihan yang masih relevan:

1. Sinyal Super Kuat

Gelombang radio pager lebih stabil daripada sinyal seluler.
Karena itu rumah sakit tetap memakai pager untuk kondisi darurat.

2. Hemat Baterai

Bisa bertahan seminggu lebih.
Tidak perlu chargeran setiap hari.

3. Keamanan Tinggi

Pager menggunakan jalur siaran, tidak bergantung pada internet.
Sulit diretas.

4. Mudah Digunakan

Tidak ada aplikasi, tidak ada distraksi.

Teknologinya sederhana, tetapi andal.

7. Mengapa Pager Hilang?

Meskipun kuat dan murah, pager tidak bisa melawan badai teknologi bernama:

📱 Handphone + SMS

Ponsel generasi awal memang mahal dan besar.
Tetapi ketika SMS hadir dan biaya ponsel turun drastis, pager tertinggal jauh.

  • Pesan teks bisa dua arah

  • Ponsel bisa telepon

  • Ponsel akhirnya bisa internet

  • Harga semakin murah

Kombinasi itu membuat pager mulai mati pada awal 2000-an.

Beberapa negara seperti Jepang menghentikan layanan pager sepenuhnya.

Namun cerita pager tidak sepenuhnya berakhir.

8. Pager Tidak Benar-Benar Mati: Masih Dipakai Hingga Sekarang

Walau masyarakat umum tak lagi memakai pager, beberapa sektor masih bergantung padanya:

1. Rumah Sakit

Karena:

  • sinyal ponsel kadang terganggu oleh peralatan medis

  • pager lebih cepat dan terjamin

  • lebih aman dan tidak tergantung internet

2. Industri kritis

Seperti:

  • pemadam kebakaran

  • tim SAR

  • layanan emergency

  • area terpencil

3. Perusahaan tertentu

Untuk sistem notifikasi internal karena:

  • murah

  • stabil

  • tidak terganggu oleh server overload

Pager adalah contoh teknologi yang tampak kuno tetapi masih dibutuhkan.

9. Pager di Indonesia

Di Indonesia, era pager memuncak pada 1990–1998.
Perusahaan terkenal waktu itu:

  • Mobisel Pager

  • SkyTel

  • TelkomFlexi Pager (Telkom)

Pager digunakan oleh pebisnis, dokter, jurnalis, dan mahasiswa “gaul”.

Tetapi setelah SMS populer, layanan pager Indonesia mati total.

Banyak anak muda generasi sekarang mungkin bahkan tidak pernah melihat pager dalam hidup mereka.

10. Penutup: Warisan Pager di Era Modern

Pager memang tidak lagi menjadi teknologi mainstream.
Namun warisannya masih terasa:

  • konsep notifikasi cepat

  • komunikasi satu arah

  • kesederhanaan dan reliabilitas

  • model pesan singkat seperti SMS dan push notification

Pager menunjukkan satu hal:

Teknologi tidak harus kompleks untuk menjadi penting. Kadang justru kesederhanaannya yang menyelamatkan nyawa.

Di era di mana smartphone penuh distraksi, ada sesuatu yang menenangkan dari bunyi kecil:

“Beep.”

Sebuah pesan singkat yang dulu bisa mengubah seluruh hidup seseorang.