Kondisi ekonomi global yang ditandai oleh inflasi, ketidakpastian pasar, dan kenaikan biaya operasional telah memaksa banyak perusahaan dan individu untuk meninjau kembali strategi keuangan mereka. Dalam konteks ini, ilmu akuntansi tidak hanya berfungsi sebagai pencatat transaksi historis, tetapi juga sebagai alat strategis untuk mencapai efisiensi dan keberlanjutan. Dua strategi utama yang menjadi relevan adalah pemanfaatan barang bekas (reuse/upcycle) dan penghematan biaya (cost-saving).

  • Akuntansi untuk Barang Bekas (Aset Non-Moneter)

Secara tradisional, akuntansi memandang barang bekas atau aset yang sudah usang sebagai aset yang perlu disusutkan hingga nilai sisa nol atau nilai residu. Namun, dalam konteks ekonomi sirkular dan penghematan, barang bekas dapat direklasifikasi sebagai sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan, mengurangi kebutuhan akan pengeluaran modal (Capital Expenditure – CapEx) baru.

  1. Pengurangan Beban Penyusutan dan Pembelian Aset
  • Pemanfaatan Internal: Ketika perusahaan memutuskan untuk memperbaiki, memodifikasi, atau menggunakan kembali perabotan, peralatan, atau bahan baku yang sebelumnya dianggap “bekas”, beban penyusutan aset baru dapat dihindari. Dalam laporan laba rugi, ini berarti biaya operasional (Operating Expense – OpEx) untuk pembelian aset baru berkurang.
  • Kapitalisasi Biaya Perbaikan: Biaya yang dikeluarkan untuk memfungsikan kembali barang bekas (misalnya, suku cadang dan tenaga kerja) dapat dikapitalisasi jika biaya tersebut secara signifikan memperpanjang umur manfaat aset, bukan hanya dicatat sebagai beban pemeliharaan biasa. Hal ini membantu menyebarkan biaya perbaikan seiring waktu dan meningkatkan nilai buku aset yang ada.
  1. Akuntansi Penjualan Barang Bekas (Limbah/Scrap)
  • Pendapatan Lain-lain: Penjualan limbah produksi, sisa material, atau aset yang benar-benar tidak terpakai (seperti logam bekas atau kardus) dicatat sebagai pendapatan lain-lain (other income). Walaupun jumlahnya mungkin kecil, pendapatan ini secara langsung meningkatkan laba bersih dan arus kas perusahaan.
  • Pengukuran Nilai Wajar: Untuk barang bekas yang dijual, akuntan perlu memastikan bahwa transaksi dicatat berdasarkan nilai wajar (harga pasar) pada saat penjualan.

  • Strategi Akuntansi untuk Penghematan Biaya Operasional

Penghematan biaya yang efektif harus dicatat dan dianalisis melalui lensa akuntansi untuk memastikan dampaknya dapat diukur dan berkelanjutan.

  1. Analisis Biaya Variabel dan Tetap

Penghematan harus dimulai dengan pemisahan biaya variabel (yang berubah seiring volume produksi, seperti listrik, bahan baku langsung) dan biaya tetap (yang tidak berubah, seperti sewa, gaji tetap).

  • Fokus Penghematan: Dalam kondisi ekonomi sulit, fokus penghematan biaya variabel, terutama melalui efisiensi energi dan pengurangan limbah (yang terkait erat dengan pemanfaatan barang bekas), dapat memberikan dampak laba yang paling cepat. Akuntansi biaya (Cost Accounting) memainkan peran penting dalam melacak metrik ini.
  1. Anggaran Berbasis Nol (Zero-Based Budgeting – ZBB)

Alih-alih menggunakan anggaran tahun lalu sebagai dasar (Incremental Budgeting), ZBB mengharuskan setiap pengeluaran dibenarkan dari nol pada setiap periode anggaran.

  • Penerapan: Dalam situasi ekonomi saat ini, ZBB memaksa manajemen untuk mempertanyakan pengeluaran yang sudah menjadi kebiasaan, memotong biaya yang tidak memberikan nilai tambah, dan memprioritaskan hanya pengeluaran yang penting—sebuah disiplin yang esensial untuk penghematan.
  1. Manajemen Arus Kas (Cash Flow Management)

Penghematan biaya pada akhirnya bertujuan untuk menjaga likuiditas perusahaan.

  • Negosiasi Termin Pembayaran: Akuntan dapat bernegosiasi dengan pemasok untuk termin pembayaran yang lebih panjang (misalnya dari Net 30 menjadi Net 60), yang secara efektif menunda pengeluaran kas tanpa mengurangi total biaya.
  • Percepatan Piutang: Kebijakan penagihan yang lebih ketat akan mempercepat penerimaan kas dari pelanggan. Kedua tindakan ini, meskipun tidak mengurangi total biaya secara langsung, secara signifikan mengoptimalkan arus kas—faktor krusial dalam krisis ekonomi.

 

 

 

Sumber Referensi

  1. Hilton, Ronald W. & Platt, David E. Managerial Accounting: Creating Value in a Global Business Environment. (Untuk prinsip Akuntansi Biaya dan Anggaran Berbasis Nol).
  2. Porter, Michael E. Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. (Untuk konsep pengurangan biaya dan efisiensi operasional).
  3. Artikel dan Publikasi terkait Circular Economy dan Cost Management dari jurnal akademik Akuntansi dan Manajemen.