Menabung memberikan manfaat yang besar untuk kestabilan finansial individu dan dapat digunakan sebagai dana darurat untuk menghadapi kebutuhan tak terduga di masa depan. Oleh karena itu, perilaku menabung sebaiknya diterapkan oleh setiap orang, terutama para pelaku usaha di Indonesia. Menurut Ahmadi & Sulistyowati (2018), pelaku usaha memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, yang pada gilirannya dapat menurunkan angka kemiskinan serta mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Salah satu aspek penting dalam pengelolaan keuangan adalah literasi keuangan, yang mencakup pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan seseorang dalam mengelola keuangan pribadi atau rumah tangga. Tingkat literasi keuangan yang baik sangat penting, terutama untuk membantu perempuan dalam mengambil keputusan keuangan yang bijak. Namun, tantangan besar masih ada dalam mencapai tingkat literasi keuangan yang memadai, terutama di kalangan perempuan yang tinggal di daerah pedesaan. Literasi keuangan berperan penting dalam meningkatkan kemandirian finansial perempuan, mengurangi ketimpangan gender dalam hal keuangan, serta memungkinkan perempuan mencapai tujuan keuangan dan mengatasi tantangan finansial dengan lebih percaya diri.

Tujuan dari program literasi keuangan adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola keuangan dengan bijaksana. Dengan demikian, rendahnya pengetahuan tentang industri keuangan dapat diatasi, dan masyarakat tidak akan mudah terjebak oleh produk investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dalam waktu singkat tanpa mempertimbangkan risikonya. Literasi keuangan merupakan faktor kunci dalam pengelolaan keuangan yang bijaksana, sehingga seseorang tidak jatuh ke dalam gaya hidup mewah yang tidak sebanding dengan pendapatan dan keadaan keuangan mereka, yang dapat berakibat fatal (Ahmadi & Sulistyowati, 2018). Orang yang dapat mengelola keuangan dengan baik akan dapat memanfaatkan dana yang dimilikinya secara optimal.

Penelitian oleh Chen & Volpe (2002) menunjukkan bahwa ada hubungan antara gender dan literasi keuangan, dengan laki-laki cenderung memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Laki-laki tidak terlalu memikirkan faktor-faktor yang terkait dengan keputusan keuangan karena lebih cenderung berpikir logis, lebih mudah mengambil keputusan, serta lebih mandiri dan percaya diri. Hal ini berbeda dengan temuan Yunita (2020), yang menunjukkan bahwa perempuan lebih “melek” finansial dibandingkan laki-laki. Temuan ini bertentangan dengan hasil penelitian Nainggolan et al. (2022), yang menemukan perbedaan literasi keuangan berdasarkan gender. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai literasi keuangan yang mengacu pada perbedaan gender.
Secara umum, pria lebih tertarik untuk mempelajari hal-hal terkait keuangan, sehingga mereka memiliki pengetahuan keuangan yang lebih baik dibandingkan wanita. Mengingat berbagai tantangan keuangan yang dihadapi perempuan, cara yang efektif untuk program pendidikan keuangan adalah dengan menargetkan pria dan wanita secara terpisah, serta menawarkan program yang mempertimbangkan perbedaan antara keduanya dalam pengetahuan, perilaku, dan pengelolaan keuangan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan finansial seseorang, semakin baik kemampuan finansial mereka. Semakin baik pengetahuan keuangan (financial knowledge), semakin besar pula kemampuan individu dalam mengelola keuangan (financial capability), baik untuk pria maupun wanita.

Berdasarkan temuan tersebut, instansi pemerintah yang bergerak di bidang keuangan sebaiknya lebih memahami perbedaan gender dalam pengelolaan keuangan. Pemerintah dapat merancang pelatihan atau program keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing gender. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel yang digunakan, seperti tujuan keuangan (financial goals) dan kesadaran finansial (financial awareness). Penelitian lebih lanjut mengenai literasi keuangan dan kapasitas finansial, terutama yang berkaitan dengan topik keuangan di Indonesia, sangat dibutuhkan. Temuan-temuan ini diharapkan menjadi dasar bagi pihak-pihak terkait untuk merumuskan kebijakan, merancang strategi, serta mengembangkan produk atau layanan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan perlindungan masyarakat.

Referensi:
Ahmadi, H., & Sulistyowati, L. N. (2018). Pengaruh Status Sosial Ekonomi, Gender Terhadap Literasi Keuangan Studi Eksperimen Pada Pelaku Usaha Umkm Di Madiun. Prosiding Seminar Nasional Simbiosis Iii, September, 178–187
Anwar, M., & Rosita, C. A. (2022). Financial Literacy On Saving Behavior Through Lifestyle (Study On Female Entrepreneurs In The Sepanjang Market Sidoarjo Regency). In Management Studies and Entrepreneurship Journal (Vol. 3, Issue 6). http://journal.yrpipku.com/index.php/msej
Chen, H. & Volpe, R. P. 2018. Gender differences in personal financial literacy among college students. Financial services review 11.
Tofonao, A. R., Harefa, I., Kakisina, S. M., & Zai, K. S. (24 C.E.). Analisis Tingkat Literasi Keuangan Perempuan Studi Kasus Pada.
Wiryakusuma, I. G. B. Y., Handijaya, E. M. C., & Tasyavany, R. N. (2024). Kesenjangan Literasi Keuangan Berdasarkan Gender Pada UMKM di Surabaya. Jurnal Riset Entrepreneurship, 7(1), 16. https://doi.org/10.30587/jre.v7i1.6104